Friday, June 25, 2010

Tina dan Moko

ada sesuatu diantar cinta Moko dan Tina. sesuatu yang membuat mereka terpisahkan. buakn karena tak ada lagi rasa yang mengikat mereka berdua. bahkan mungkin mereka memang belum pernah mengikat cinta mereka itu dengan ikatan yang kuat. mereka masih didalam tahap yang sampai saat ini selalu saja serba tanggung. terlalu lemah untuk saling memiliki, dan terlalu kuat untuk tidak memikirkan. sesuatu itu lebih cocok di sebut sebagai keadaan yang menggiring mereka kedalam jalan yang untu. mereka tersesat dan terpisah. Moko terjatuh kedalam lubang yang sebetulnya membuatnya nyaman, tapi masih belum bisa membuat dia melupakan kenyamanan yang ia rasakan saat bersama Tina. Pun Tina juga begitu. Tina sudah berusaha melupakan Moko yang jatuh kedalam lubang akibat ketidaksabaran Tina untuk menunggu momen yang tepat untuk menjalin hubungan yang serius. Tina terlalu tergesa-gesa sehingga Tina harus membunuh perasaan yang ia rasakan terhadap Moko. Tina tau persis Moko masih mencoba untuk merangkak naik dari lubang tersebut. Tina tau Moko masih sangat terobsesi dengan kebahagiaan yang dulu sering mereka bicarakan. hanya saja, Tina lupa bahwa sesungguhnya ia belum benar-benar mampu untuk lari dari Moko. ia lupa bahwa ia tidak kuat untuk menutup lubang yang sebenarnya bisa saja ia tutup agar Moko tak lagi bisa datang padanya. Tina ingin pergi dari Moko, tapi ingin terus diikuti.
Tiap hari, kehidupan Moko selalu dihantui bayang-bayang kebersamaan sama Tina. Moko rindu akan hal itu. tapi apa daya, tangan tak pernah benar-benar sampai untuk meraih sedikit saja perasaan yang kini sudah dijaga oleh seseorang yang didalam hati Tina tak lebih dari sekadar pengisi kehampaan semata. Tina tak pernah benar-benar cinta pada pria itu. Tina hanya terlalu egoiis untuk mengakui bahwa hatinya masih milik orang lain. orang lain yang didalam doanya selalu untuk kebaikan Tina. orang lain yang selalu memikirkan duka Tina didalam kebahagiaan yang datang, orang lain yang selalu bahagia untuk Tina meskipun didalam pedih datang menyelimuti hari-harinya. orang lain yang bernama Moko. tetap saja pada akhirnya keegoisan membunuh perasaan suci antara dua insan tersebut.
dalam kehidupan, kita sadar bahwa ada hal kadang, tidak bisa kita dapatkan meski sudah sekuat tenaga didapatkan. sebenarnya itu lebih karena kesalahan kita sendiri. kita melihat sesuatu itu dari satu sisi saja. mungkin saja ada sisi lain yang masih sedikit lebih mudah untuk kita. ada pepatah yang lebih menggambarkana itu. " kita terlalu sibuk memandangi pintu yang tertutup sehingga tak lagi sadar bahwa ada pintu lain yang sedang terbuka. Moko terlalu berambisi untuk mendekati Tina dari satu sisi saja. apasalahnnya jika Moko mencoba kembali mendekati Tina dari sisi yang lebih baik meskipun tak seinndah sisi yang satu. minimal mereka tetap berhubungan baik. seharunsya Moko lebih bijak dalam berfikir. jika ia tersesat untuk mencari sisi lain dari Tina, setidaknya Moko bisa menunggu. menunggu akan lebih indah jika sesuatu yang kita tunggu itu adalah cinta kita. kita akan mendapatkan kekuatan yang lebih, yang tak terbayangkan oleh kita untuk menunggu. menunggu akan lebih mudah jika kita sabar dan bahagia didalam kesendirian itu.
setidaknya kini Moko kini bisa lgai mendekati Tina meskipun Moko bukan dengan jalan yang biasa. ini bukan keberuntungan. tapi ini hal yang sudah digariskan. Moko memang digariskan untuk hidup bersama Tina. kita tinggal melihat, sejauh mana Moko bisa menjalani, dan sesabar apa Tina menghadapi keluguan dan ketidakmampuan Moko dalam mengolah cinta.