Thursday, January 27, 2011

Kita berteman karena aku ada perlu dengan kau, bukan begitu ? :)

Saya menonton ulang film The Social Network dan kali ini saya tidak bercerita tentang Pendiri Facebook, Eduardo Saverin atau mendirikan perusahaan yang akan menyaingi Facebook. Sedikitpun saya tidak menyinggung apa-apa hal buruk atau baik dari Facebook. Saya hanya sedikit- maaf bukan sedikit, tapi sangat. Saya sangat tertegun melihat apa yang terjadi pada scene-scene yang ada dalam film yang disingkat TSN itu. dan apabila apa-apa yang terjadi pada film itu, meskipun Mark Zuckerberg sudah menjelaskan film itu fiktif, benar-benar terjadi, maka mungkin saya adalah penonton yang disadarkan, disadarkan oleh sebuah film tentang makna "pertemanan" jika "persahabatan" adalah barang langka dimasa kini.

Saya, adalah orang yang ingat pada teman-teman saya di waktu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan teman-teman yang saya kenal diluar sekolah. Saya kenal wajah mereka, saya hafal nama mereka sampai sekarang satu persatu. Beberapa ada yang saya ketahui tanggal lahirnya, siapa orangtuanya, atau dimana rumahnya. Beruntung Mark Zuckerberg menemukan Facebook tadi sehingga saya masih bisa berhubungan dengan teman-teman dari "masa lalu" itu. Tapi, apakah anda benar-benar membutuhkan teman-teman dari masa lalu itu? teman-teman yang ikut berperan dalam kehidupan anda?

Bicara akan kebutuhan anda terhadap keberadaan "teman". sewaktu SD anda punya teman bermain Sepakbola, bermain kelereng, atau teman bermain Petak Umpet? Mungkin dalam masa itu anda belum mengerti benar apa itu teman secara pasti karena menurut anda, dan saya juga tentunya, teman adalah orang yang bisa meramaikan permainan anda. teman adalah orang untuk diajak bersenang. yang ketika mereka menangis harus, ya harus ditertawakan. Sekarang, apakah anda pernag menghubungi teman-teman anda untuk sekedar "bermain" sesuai tingkatan usia anda? Beberapa teman "akrab" mungkin ada, namun apakah semua? Boleh tau kenapa? Tak perlu ada jawaban, cukup jawab sendiri saja.

Atau untuk teman-teman SMP disaat anda bisa sedikit merasa hebat karena berhasil satu-dua kali tidak masuk kelas? Sedikit merasa dituakan karena mengadakan Masa Orientasi kepada adik kelas? Seminggu ini sudah berapa orang dari teman-teman anda di SMP tadi yang anda hubungi? ya tidak perlu semuanya, minimal teman sebangku anda. Seseorang yang sewaktu SMP selalu anda hubungi tiap malam untuk menannyakan tugas atau meminjam alat-alat tulis. Sebulan ini sudah berapa kali anda bermain futsal dengan teman-teman SMP anda yang sewaktu SMP dahulu adalah teman-teman yang seperjuangan untuk kabur dari piket sekolah untuk pergi bermain bersama.

Jika SD atau SMP sudah sangat masa lalu bagi anda, apakah anda punya cukup hati untuk menyisihkan kegiatan kuliah anda untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman SMA anda, yang saling menangisi perpisahan ketika anda tamat SMA dahulu? ataukah anda cukup berbesar hati menolak ajakan teman-teman universitas anda bermain futsal demi menghadiri pesta pernikahan sepupu teman SMA anda tadi?

Saya, layaknya and a, beranggapan "show must go on". Adalah benar jika kita tidal boleh terlarut dalam perasaan kebahagiaan sekolah dasar sewaktu SMP. Tidaklah salah jika anda membuang sifat berandal SMP anda saat anda belajar tentang makna tanggung jawab di masa SMA anda. Dan saya adalah orang yang berusaha meninggalkan kebiasaan SMA karena kini saya ada di tahap Universitas, dimana saya harus belajar memilih, membuat prioritas, dan mempertanggung jawabkanya secara penuh. Saya paham benar bahwa terkadang muncul pikiran-pikiran yang mengisyaratkan teman-teman SD adalah masa lalu, teman SMP adalah teman untuk reuni, teman SMA adalah teman saat liburan saja. Saya paham benar bahwa mahasiswa harus berfikir panjang kedepan. harus berfikir efektif dan efesien.

Lalu apa jadinya teman Universitas anda ketika anda menjajaki dunia kerja? apa nasibnya seperti teman-teman anda dari zaman SD,SMP dan SMA? beberapa mungkin berhubungan baik, tapi lainnya? apakah teman-teman anda tadi tidak memiliki sesuatu lagi didalam diri mereka, sesuatu yang anda butuhkan sehingga anda berkawan dengan mereka? Teman karena butuh? mungkin sedikit kasar, tapi saya pribadi mengakui, saya jujur saya berteman dengan seorang teman di SD karena dia mahir bermain bola, saya ingin satu tim dengan dia, sehingga saya berteman dengan dia. saya butuh dia-sewaktu SD. sekarang saya SMP, saya tidak bermain bola lagi, jadi saya tidak butuh lagi. Jadi saya cari teman baru. Apa itu esensi berteman? memang tidak pernah ada mantan teman, tapi coba anda bayangkan, anda renungkan, apakah anda benar-benar mempunyai keingintahuan untuk mengetahui kabar teman SD anda itu?

Anda berteman dengan seseorang di OSIS, berdiskusi, pergi bermain bersama, makan bersama karena ada kesamaa kesibukan, kesamaa jadwal. lalu ketika kepengurusan berakhir anda tak lagi memiliki kesamaan lantas anda tidak lagi bermain bersama ? ketika anda lulus dari sekolah apakah anda mau merelakan waktu makan siang anda dengan teman universitas untuk sekedar menemani teman di OSIS tadi makan siang tanpa ada urusan apa-apa? Maaf teman, kita dulu berkawan di OSIS, sekarang kita tidak lagi di OSIS, jadi tak ada lah yang rasanya kita perlu bicarakan. saya ada acara dengan rekan saya.

Lalu anda berjuang untuk nilai yang baik di Universitas, bersama teman-teman baru anda. apakah anda punya waktu untuk menannyakan kabar teman seperjuangan anda sewaktu SMA dulu?

Saya adalah orang yang cukup mengerti bagimana kejamnya dunia "pertemanan" karena saya tidak punya kapasitas untuk bercerita tentang "persahabatan" karena saya tidak berani menjadikan seseorang sahabat karena itu hanya semu. sahabat saya SD berbeda dengan sahabat SMP juga SMA. jadi saya simpulak sahabat adalah orang yang ada dengan kita disaat yang sama, dengan orientasi yang sama dengan kita.

Tapi apa memang benar seperti itu? apa lumrah alasan "untuk kemajuan ada hal yang ditinggalkan" menjadi sebuah alasan. alasan untuk memutuskan apa yang dulu kita bangun bersama teman-teman tadi? Lalu bagaimana dengan angkatan anda? aoakah juga akan seperti itu? apakah akan hanya sekedar harapan palsu saat anda dahulu berkumpul bersama-sama? apa hanya sebuah formalitas? seminggu ini apakah ada anda berkumpul dengan angkatan anda? anda yang tau jawaban anda sendiri.

Saya hanya ingin berbagi , ingin bercerita aoa yang saya rasakan, apa yang saya dapatkan dari inspirasi yang diberikan oleh David Fincher, sutradara film diatas. Tak perlu ada yang dibuktikan, karena jika anda membuktikan angkatan ini berdiri tanpa alasan tersembunyi, jika anda membuktikan anda berkawan dengan seseorang itu murni karena saling ada keterikatan, hentikanlah. karena saya tidak ingin teman teman saya hanya berkawan, apalagi berkawan dengan saya hanya karena ingin membuktikan apa yang saya tulis dalam sebuah tulisan mendadak itu salah.

Kita berteman karena aku ada perlu dengan kau, bukan begitu ? :)

Saya menonton ulang film The Social Network dan kali ini saya tidak bercerita tentang Pendiri Facebook, Eduardo Saverin atau mendirikan perusahaan yang akan menyaingi Facebook. Sedikitpun saya tidak menyinggung apa-apa hal buruk atau baik dari Facebook. Saya hanya sedikit- maaf bukan sedikit, tapi sangat. Saya sangat tertegun melihat apa yang terjadi pada scene-scene yang ada dalam film yang disingkat TSN itu. dan apabila apa-apa yang terjadi pada film itu, meskipun Mark Zuckerberg sudah menjelaskan film itu fiktif, benar-benar terjadi, maka mungkin saya adalah penonton yang disadarkan, disadarkan oleh sebuah film tentang makna "pertemanan" jika "persahabatan" adalah barang langka dimasa kini.

Saya, adalah orang yang ingat pada teman-teman saya di waktu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan teman-teman yang saya kenal diluar sekolah. Saya kenal wajah mereka, saya hafal nama mereka sampai sekarang satu persatu. Beberapa ada yang saya ketahui tanggal lahirnya, siapa orangtuanya, atau dimana rumahnya. Beruntung Mark Zuckerberg menemukan Facebook tadi sehingga saya masih bisa berhubungan dengan teman-teman dari "masa lalu" itu. Tapi, apakah anda benar-benar membutuhkan teman-teman dari masa lalu itu? teman-teman yang ikut berperan dalam kehidupan anda?

Bicara akan kebutuhan anda terhadap keberadaan "teman". sewaktu SD anda punya teman bermain Sepakbola, bermain kelereng, atau teman bermain Petak Umpet? Mungkin dalam masa itu anda belum mengerti benar apa itu teman secara pasti karena menurut anda, dan saya juga tentunya, teman adalah orang yang bisa meramaikan permainan anda. teman adalah orang untuk diajak bersenang. yang ketika mereka menangis harus, ya harus ditertawakan. Sekarang, apakah anda pernag menghubungi teman-teman anda untuk sekedar "bermain" sesuai tingkatan usia anda? Beberapa teman "akrab" mungkin ada, namun apakah semua? Boleh tau kenapa? Tak perlu ada jawaban, cukup jawab sendiri saja.

Atau untuk teman-teman SMP disaat anda bisa sedikit merasa hebat karena berhasil satu-dua kali tidak masuk kelas? Sedikit merasa dituakan karena mengadakan Masa Orientasi kepada adik kelas? Seminggu ini sudah berapa orang dari teman-teman anda di SMP tadi yang anda hubungi? ya tidak perlu semuanya, minimal teman sebangku anda. Seseorang yang sewaktu SMP selalu anda hubungi tiap malam untuk menannyakan tugas atau meminjam alat-alat tulis. Sebulan ini sudah berapa kali anda bermain futsal dengan teman-teman SMP anda yang sewaktu SMP dahulu adalah teman-teman yang seperjuangan untuk kabur dari piket sekolah untuk pergi bermain bersama.

Jika SD atau SMP sudah sangat masa lalu bagi anda, apakah anda punya cukup hati untuk menyisihkan kegiatan kuliah anda untuk sekedar berkumpul dengan teman-teman SMA anda, yang saling menangisi perpisahan ketika anda tamat SMA dahulu? ataukah anda cukup berbesar hati menolak ajakan teman-teman universitas anda bermain futsal demi menghadiri pesta pernikahan sepupu teman SMA anda tadi?

Saya, layaknya and a, beranggapan "show must go on". Adalah benar jika kita tidal boleh terlarut dalam perasaan kebahagiaan sekolah dasar sewaktu SMP. Tidaklah salah jika anda membuang sifat berandal SMP anda saat anda belajar tentang makna tanggung jawab di masa SMA anda. Dan saya adalah orang yang berusaha meninggalkan kebiasaan SMA karena kini saya ada di tahap Universitas, dimana saya harus belajar memilih, membuat prioritas, dan mempertanggung jawabkanya secara penuh. Saya paham benar bahwa terkadang muncul pikiran-pikiran yang mengisyaratkan teman-teman SD adalah masa lalu, teman SMP adalah teman untuk reuni, teman SMA adalah teman saat liburan saja. Saya paham benar bahwa mahasiswa harus berfikir panjang kedepan. harus berfikir efektif dan efesien.

Lalu apa jadinya teman Universitas anda ketika anda menjajaki dunia kerja? apa nasibnya seperti teman-teman anda dari zaman SD,SMP dan SMA? beberapa mungkin berhubungan baik, tapi lainnya? apakah teman-teman anda tadi tidak memiliki sesuatu lagi didalam diri mereka, sesuatu yang anda butuhkan sehingga anda berkawan dengan mereka? Teman karena butuh? mungkin sedikit kasar, tapi saya pribadi mengakui, saya jujur saya berteman dengan seorang teman di SD karena dia mahir bermain bola, saya ingin satu tim dengan dia, sehingga saya berteman dengan dia. saya butuh dia-sewaktu SD. sekarang saya SMP, saya tidak bermain bola lagi, jadi saya tidak butuh lagi. Jadi saya cari teman baru. Apa itu esensi berteman? memang tidak pernah ada mantan teman, tapi coba anda bayangkan, anda renungkan, apakah anda benar-benar mempunyai keingintahuan untuk mengetahui kabar teman SD anda itu?

Anda berteman dengan seseorang di OSIS, berdiskusi, pergi bermain bersama, makan bersama karena ada kesamaa kesibukan, kesamaa jadwal. lalu ketika kepengurusan berakhir anda tak lagi memiliki kesamaan lantas anda tidak lagi bermain bersama ? ketika anda lulus dari sekolah apakah anda mau merelakan waktu makan siang anda dengan teman universitas untuk sekedar menemani teman di OSIS tadi makan siang tanpa ada urusan apa-apa? Maaf teman, kita dulu berkawan di OSIS, sekarang kita tidak lagi di OSIS, jadi tak ada lah yang rasanya kita perlu bicarakan. saya ada acara dengan rekan saya.

Lalu anda berjuang untuk nilai yang baik di Universitas, bersama teman-teman baru anda. apakah anda punya waktu untuk menannyakan kabar teman seperjuangan anda sewaktu SMA dulu?

Saya adalah orang yang cukup mengerti bagimana kejamnya dunia "pertemanan" karena saya tidak punya kapasitas untuk bercerita tentang "persahabatan" karena saya tidak berani menjadikan seseorang sahabat karena itu hanya semu. sahabat saya SD berbeda dengan sahabat SMP juga SMA. jadi saya simpulak sahabat adalah orang yang ada dengan kita disaat yang sama, dengan orientasi yang sama dengan kita.

Tapi apa memang benar seperti itu? apa lumrah alasan "untuk kemajuan ada hal yang ditinggalkan" menjadi sebuah alasan. alasan untuk memutuskan apa yang dulu kita bangun bersama teman-teman tadi? Lalu bagaimana dengan angkatan anda? aoakah juga akan seperti itu? apakah akan hanya sekedar harapan palsu saat anda dahulu berkumpul bersama-sama? apa hanya sebuah formalitas? seminggu ini apakah ada anda berkumpul dengan angkatan anda? anda yang tau jawaban anda sendiri.

Saya hanya ingin berbagi , ingin bercerita aoa yang saya rasakan, apa yang saya dapatkan dari inspirasi yang diberikan oleh David Fincher, sutradara film diatas. Tak perlu ada yang dibuktikan, karena jika anda membuktikan angkatan ini berdiri tanpa alasan tersembunyi, jika anda membuktikan anda berkawan dengan seseorang itu murni karena saling ada keterikatan, hentikanlah. karena saya tidak ingin teman teman saya hanya berkawan, apalagi berkawan dengan saya hanya karena ingin membuktikan apa yang saya tulis dalam sebuah tulisan mendadak itu salah.