Saturday, August 20, 2011

Cerita Tour de Singkarak

Sudah tahun ketiga Tou De Singkarak diselenggarakan. Tiap tahunnya selalu terjadi peningkatan mulai dari kualitas trek, kualitas perlombaan dan investasi yang semakin bagus alirannya. Bahkan, mulai tahun 2012 UCI (Union Cyclist Internasional) atau asosiasi sepedabalap internasional berencana menaikan kelas Tour de Singkarak meskipun belum sepangkat Tour de France ( baca Kompas, 20 Agustus 2011 ).

Sayangnya, peningkatan itu tidak diiringi dnegan peningkatan kualitias penanggulangan efek samping dari balapan sepeda tersebut. Selama tiga kali penyelenggaraan, selalu saja masyarakat Sumatera Barat mengeluh tentang kegiatan lomba yang mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Jangankan kegiatan ekonomi seperti distribusi barang dan lain-lain, kegiatan sehari-hari seperti antar jemput keluarga atau anak sekolah saja bisa terganggu. tentunya hal ini tak bisa dibiarkan berlarut karena akan menambah panjang daftar kebencian masyarakat Sumatera Barat kepada Tour de Singkarak. Sebagian masyarakat yang merasa dirugikan, nantinya akan menolak diadakannya perlombaan ini ditahun-tahun berikutnya. padahal, kegiatan ini sangat positif untuk mendorong perekonomian dan pariwisata Sumatera Barat.

Hendaknya, baik Pemerintah maupun Penyelenggara merancang perlombaan ini secara sistematik dan rasional sehingga tak ada pihak yang dirugikan. Minimal, kerugian yang ditumbulkan tidak terlalu besar. Hal ini bisa dimulai dengan merencanakan trek balapan dengan baik dengan memperhatikan jalur alternatif tapi tetap memperhatikan nilai pemandangan yang akan dilalui. Yang tak kalah penting adalah adalah memberikan keuntungan secara langsung kepada masyarakat seperti mengizinkan membuka stand makanan, souvenir atau semacamnya sehingga tidak ada penolakan dan menimbulkan rasa memiliki dari masyarakat terhadap perlombaan ini. Infrastruktur juga hal yang sangat vital mengingat event ini adalah event Internasional yang diikuti pebalap dari berbagai negara. tentunya kesalahan-kesalahan teknis dan kemungkinan kecelakaan harus diminimalisir.

Tiap kegiatan, tentunya akan selalu memiliki sisi negatif. Pemerintah dan Pengelola tentunya sudah menyadari hal tersebut. Jika persiapan sudah dirancang sebaik-baiknya, maka memberikan pencerdasan ke masyarakat adalah langkah selanjutnya agar masyarakat semakin menerima dan turut mendukung keberlangsungan Tour de Singkarak. Semoga, balap sepeda ini tak hanya mendorong perekonomian dan pariwisata namun juga mampu mengajak masyarakat untuk kembali menggunakan sepeda sebagai transportasi dalam rangka menjaga lingkungan hidup. Tentunya harapan agar Tour de Singkarak bisa disejajarkan dengan Tour de France harus diusahakan bersama demi kemajuan negeri ini.