Thursday, June 10, 2010

The 5th Failure

kawan. ada sedikit cerita gue. berhubun kali ini lagi keren-kerennya masalah Kuliah. gue pengen berbagi tentang "kegagalan" gue yang kali ini udah terhitung sebanyak lima kali. ya, lima kali. lima berarti sesudah empat dan sebelum 6. yang artinya itu banyak.

kegagalan pertama dan paling utama adalah ketidakmampuan gue untuk menaklukan tembok pertahanan ITB yang amat sangat kuat itu. tembok yang rencana awalnya bakal gue taklukan lewat "jalan USM" ternyata masih sangat kokoh untuk ditaklukan. dan itu adalah pukulan pertama, yang sejujurnya, lumayan menyakitkan.

kegagalan datang 2 hari setelah gue kalah perang di ITB. memang, waktu perang di Pekanbaru dalam rangka menaklukan ITB itu, gue emang sedikit banget ngebawa pasukan karena gue dapet kabar kalo UN berencana menduduki kerajaan gue yang akhirnya berhasil gue menangkan. kegagalan itu datang masih dari Pekanbaru, tapi dengan sasaran yang berbedap. gue masih belum bisa merayu Gajah Mada. Itu Gajah masih sangat kokoh untuk di taklukan. tapi karena lokasi kerajaan Gajah Mada yang kurang strategis, gue ga hancur-hancur banget.

setelah gue mengumpulkan pasukan kira-kira 2 minggu. gue kembali menyusun rencana untuk melebarkan sayap kerajaan gue ke arah Pusat. sasaran gue UI. tapi tetep aja gagal. kegagalan gue ini lebih dikarenakan kesalahan gue dalam memetakan kekuatan bala pasukan UI yang ternyata lumayan tangguh. yah, berbeda dengan Gajah Mada tadi, lokasi UI yang cukup rentan membuat gue terlalu berminat untuk mendudukinya. jadi gue simpen tenaga lagi buat menggempur UI via UMB. udah pasukan udah gue latih. gue tajemin juga senjata-senjata. apalagi penyerangan gue ini habis-habisan karena seminggu sesudahnya, gue bakal menggempur ITB untuk kedua kalinya. dalam persiapa untuk menaklukan ITB itu, gue dan pasukan berkemah di utara ITB selama seminggu untuk menyusun rencana sematang-matangnya. sayang, dua pertempuran gue itu gagal. berimbas dengan menurunnya performa pasukan gue. pasukan gue banyak yang kabur dan bunuh diri. perekonomian kerajaan gue kacau. semuanya hancur. dan gue terpuruk.

seminggu lagi, gue bakal digempur habis-habisan sama musuh terakhir gue. kalau dalam peperangan terakhir ini gue menang. Insya Allah gue akan mudah mengalahkan kejamnya dunia ini. untuk itu, dengan kekuatan-kekuatan tersisa. gue ambil senjata dan gue sendiri yang akan maju kepertempuran akhir gue ditahun ini. gue harus bangkit supaya moral pasukan gue bisa kembali. disamping itu gue juga akan terus berdoa agar gue diberi kemudahan. gue sedikit PD. bukan PD untuk tembus. tapi gue PD karena gue masih berhasil berdiri sampai sekarang setelah apa yang gue alamai. gue kalah. tapi kaki gue masih kuat berdiri. gue hancur, tapi hati gue masih kokoh untuk terus maju. gue masih dan masih bertahan setelah kegagalan gue itu. gue memang hancur, tapi gue masih cukup kuat untuk menghancurkan balik kekokohan Institut Terbaik Bangsa itu.