Thursday, October 20, 2011

ikat

paham benar aku. kita ini bergandeng tangan. bukan saling merantai. paham benar aku bahwa tanganmu menggenggam tanganku. bukan menggenggam rantai yang terlilit keleherku. pun aku begitu. juga menggenggam tanganmu. lalu kita berjalan. sembari tangan tangan kita yang lain menuliskan mimpi mimpi dikertas putih yang terhampar disepanjang perjalanan kita berdua. berdua setidaknya dalam beberapa tahun kedepan.

maaf ku ucap ketika aku bagaikan pecandu yang tak bisa jauh dari candu nya. maaf ketika aku bak semut yang selalu mencari gula. ya gula yang manisnya persis dirimu. aku tau kau bisa bosan. atau mungkin kau telah bosan. aku pun tak ingin begini. tapi memang tak bisa aku berdiri seperti ini. ini aku. aku yang sudah terbiasa selalu menjadi bagianmu. kini aku masih sedkit canggung. untuk lepas dan melepasmu dari sangkar kita berdua. aku memang terbang lebih dulu. tapi aku seterika jalur terbangku. agar ku bisa senantiasa intaimu. kini tiba saatnya kau terbang pula. izinkan aku tetap dibelakangmu. bukan aku tak percaya atau ragu akan kemampuan mu. tapi aku tau aku belum siap. aku belum mampu untuk terbang dengan tenang ke utara saat aku tau kau terbang ke selatan. meskipun hati kita tetap terikat.